Sabtu, 22 Oktober 2011

PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA SISTEM UROLOGI


BAB I
PENDAHULUAN

PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA SISTEM UROLOGI
A.PENGERTIAN
            Adalah sesuatu pemeriksaan penunjang yang di lakukan setelah melakukan pemeriksaan fisik.hal ini sangat penting dalam merawat pasien di Rumah sakit dan tidak dapat di pisahkan dari rangkaian pengobatan dan perawatan.pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan radiologi dan laboraturium.

B.TUJUAN
1.     Tujuan umum
Sebagai data penunjang dalam menentukan diagnosa penyakit terutama pada pasien urologi.
2.     Tujuan khusus
·        Untuk menegakkan diagnosa
·        Untuk memeriksa kemampuan ginjal memekatkan urine.
·        Untuk mengkaji ukuran dan bentuk ginjal.
·        Untuk mengevaluasi adanya massa pada sistem urologi.
·        Untuk mengukur dimensi longitudinal dan transversal ginjal.
·        Untuk mengetahui dan mengevaluasi fungsi ginjal.

C.HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN
            PERAWAT ;
·        Mencuci tangan
·        Persiapan lingkungan
·        Persiapan alat
·        Persiapan pasien.





BAB II
KONSEP PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA SISTEM UROLOGI

A.PEMERIKSAAN RADIOLOGI
            Sejumlah tindakan radiologi dapat di pakai untuk mengevaluasi saluran kemih.urogram eksrestorik atau pielogram intravena merupakan pemeriksaan radiologi ginjal yang paling penting dan paling penting dan paling sering di lakukan pertama kali.
Pemeriksaan lainnya adalah : pencitraan Radionuklid (isotopik),CT scan,MRI ( magnetik resonance imaging ),sistouretrografi berkemih,dan angiografi ginjal.

Ø PIOLOGRAFI INTRAVENA ( IVP )
            Prosedur yang lazim pada PIV antara lain ; foto polos abdomen yang kemudian di lanjutkan dengan penyuntikan medium kontraks intravena.sesudah di suntikan, maka setiap menit selama 5 menit pertama di lakukan pengambilan foto untuk memperoleh gambaran korteks ginjal.dengan meneliti hasil foto pada menit ke tiga dan kelima.foto terakhir di ambil pada menit 45 yang memperlihatkan kandung kemih.
Dengan memberikan bahan kontraks yang mengandung medium intravena dan cepat di keluarkan oleh ginjal.maka saluran kemih dapat terlihat di gambar rontgen.
Foto ini8 menyelidiki kelainan-kelainan dalam bentuk saluran kemih,seperti sesuatu proses yang menyempitkan  ruang di dalam ginjal.sebelum itu di buat foto polos yang dapat memperlihatkan ada atau tidak adanya batu.kadang-kadang gambarnya tidak cukup baik untuk dapat menilai keadaan ginjal.dalam hal ini demikian sering dapat di buat foto yang bagus pada IVP dengan menggunakan cairan kontraks dalam dosis tinggi.
PIV standar memiliki banyak kegunaan yaitu dapat memastikan keberadaan dan posisi ginjal serta menilai ukuran dan bentuk gi njal.efek berbagai penyakit terhadap kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengekskresikanzat warna,dapat juga di nilai.

Ø SISTOUROGRAM BERKEMIH
Tindakan ini mencakup pengisian kandung kemih dengan zat kontraks melalui kateter.di ambil foto saluran kemih bagian bawah sebelum,selama dan sesudah dan mengosongkan kandung kemih.kegunaan diagnostiknya terutama untuk mencari kelainan-kelainan pada uretra ( misalnya stenosis )




Ø CT SCAN
Hasil radiogram menampilan serial potongan anatomi tubuh dengan ketebalan sekitar 10 mm,sehingga patologinya dapat di identifikasi massa retroperitonial(seperti penyebaran tumor )yang kemungkinan akan sulit di deteksi dengan angiografi.


Ø ARTERIOGRAM GINJAL
Pembuluh darah ginjal dapat terlihat pada arteriogram.tindakan yang biasa di lakukan adalah memasukan kateter melalui arteri femoralis dan aorta abdominalis sampai setinggi arteri renalis.zat kontraks di suntikan pada tempat ini akan mengalir ke dalam arteri renalis dan cabang-cabangnya.
Tindakan ini dapat di pakai :
·        Untuk dapat melihat stenosis arteri yang dapat menyebabkan beberapa kasus hipertensi.
·        Untuk melihat pembuluh darah pada neoplasma.
·        Untuk melihat suplai darah dari korteks.misalnya yang memberikan tampilan seperti berkas-berkas pada pielonefritis kronik.
·        Untuk menetapkan struktur suplai darah ginjal dari donor sebelum melakukan transplantasi ginjal.

Ø MAGNETIK RESONANCE IMAGING (MRI)
MRI adalah suatu tekhnik pengambilan gambar yang non invasif tetapi dapat memberikan informasi yang sepadan dengan CT scan ginjal.dengan keuntungan bahwa metode ini tidak memerlukan suatu pemaparan terhadap radiasi ion atau tidak memerlukan pemberian medium kontraks.

B.ENDOUROLOGI ( PROSEDUR ENDOSCOPY UROLOGI )
1.PEMERIKSAAN SISTOKOPI
            Merupakan metode untuk melihat langsung uretra dan kandung kemih.alat sistoskop yang di masukan melalui uretra kedalam kandung kemih,memiliki sistim lensa optis yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga akan memberikan gambar kandung yang di perbesar dan terang.

2.BRUSH BIOPSI GINJAL DAN URETRA
            Tekhnik ini menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjang apakah kelainan tersebut merupakan tumor,batu,bekuan darah atau hanya artefak.

 3.ENDOSCOPY RENAL (NEFROSCOPY)
            Endoscopy renal merupakan pemeriksaan dengan cara memasukan fiberskop kedalam pelvis ginjal yang melalui luka insisi (piolotomi) atau secara perkutan untuk melihat bagian di dalam pelvis ginjal,mengeluarkan batu,melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakkan diagnosa hematuria serta tumor renal tertentu.

C.BIOPSI GINJAL
            Biopsi ginjal di lakukan dengan memasukan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil di daerah pinggang.
Pemeriksaan ini berguna untuk evaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan spesimen bagi pemeriksaan mikroscopy elektro serta imunopluoresen khususnya bagi penyakit glomerulus.

D.URINALISIS DAN PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL.
1.URINALISIS
Urinalisis dapat memberikan informasi penting yang biasanya di lakukan secara rutin pada saat pasien masuk RS dan dalam pemeriksaan skrining pada pra operatif untuk pasien-pasien yang menjalani pembedahan elektif.
Pemeriksaan ini mencakup :
·        Observasi warna dan kejernihan urine
·        Pengkajian bau urine.
·        Pengukuran keasaman (pH urine normal 4,5-8,0 dan rata-rata 6,0)dan (berat jenis urine (normal 1,025 atau lebih )
·        Tes untuk memeriksa keberadaan protein (proteinuria)proteinuria normalnya 150 mg/hari,proteinuria ringan kadar kurang dari 1 gram /hari dan cenderung di kaitkan dengan  penyakit ginjalseperti pyelonefritis kronis dan proteinuria berat mengeluarkan protein 3,5gram/hari dan merupakan definisi laboratoris dari sindrom nefrotik,glukosa(glukosuria),badan keton dalam urine (ketonuria)
·        Pemeriksaan mikroskopisedimen urine sesudah melakukan pemusingan untuk mendeteksi sel darah merah 9hematuria), pus(piuria),bakteri (bakteriuria)

Indikasi Urinalisis diagnostik saat masuk RS :
1.riwayat gejala berikut :disuria,hesitancy,nyeri pinggang.
2.riwayat kelainan yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal : penyakit renal,penyakit kolagen vaskular.
3.hasil-hasil pemeriksaan fisik :panas yang menyebabkan tidak di ketahui ,edema menyeluruh,icterus.

PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL.
      Tes fungsi ginjal di lakukan untuk mengevaluasi berat  penyakit ginjal dan mengikuti perjalanan klinik pasien . periksaan ini juga akan memberikan  informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi ekskresinya.pemeriksaan ini umumnya di lakukan :
1.     Kemampuan pemekatan ginjal (berat jenis dan osmslalitas urin)
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan gangguan dini fungsi ginjal.
2.     Pemeriksaan klirens kreatinin.Berguna untuk mangikuti kemajuan status fungsi ginjal.
3.     Pemeriksaan kadar kreatinin serum.Kadar normal 0,7-1,5/100ml. Pemeriksaan fungsi ginjal yang mencerminkan keseimbangan antara produksi dan filtrasi oleh glomerulus.
4.     Periksaan kadar ureum serum.kadar normal 10-20mg/100ml.
Berfungsi sebagai indeks kapasitas ekskresi urin.

E.ULTRASOUND
            Ultrasound atau pemeriksaan USG menggunakan gelonbang suara yang dipancarkan kedalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas.Organ-organ dalam sisten irinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yuang khas.Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ  ataupun obstruksi dapat di identifikasi.

F.PEMERIKSAAN MIKROSKOPI DAN BAKTERIOLOGI KEMIH.
1.     PEMERIKSAAN MIKROSKOPI
Periksaan mikroskopi kemih di lakukan pada spesimen kemih.periksaan bakteriologi berguna untuk memilih antibiotika sebagai terapi yang paling efisien.
Contoh-contoh pemeriksaan yang bisa di liat dari status pasien :
A.Reduksi benedit
Merupakan pemeriksaan yang di pakai untuk mengetahui apakah terjadi perubahan metabolik,warna urine,dan DM.

B.sedimen urina
Dalam pemeriksaan ini yang di lihat adalah eritrosit,kristal,proteinuria.
dalam keadaan normal hanya mengandung sedikit leukosit,beberapa sel epitel dan sedikit lendir,pada kerusakan selaput lendir saluran kemih,misalnya batu,sedimen akan mengandung eritrosit.pada radang saluran kemih di temukan banyak leukosit dalam sedimen,sedangkan kuman penyebab penyakitdapat di biak  dari urina. Pada penderita kencing batu dapat di temukan kristal. Jika ada persangkaan tumor ganas pada saluran kemih dapat dilakukan pencarian sel-sel kanker dengan pemeriksaan sitologik.





DAFTAR PUSTAKA
1.     BRUNNER & SUDDARTH “BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8”.

2.     SILVIA A. PRICE & LORRAINE M.WILSON “PATOFISIOLOGI KONSEP PENYAKIT KLINIS PROSES-PROSES PENYAKIT EDISI 4

Pengkajian Umum Sistem Urologi




MAKALAH

KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

Pengkajian Umum Sistem Urologi

Dosen Pembimbing :









Disusun Oleh :


idhar
NIM : P00620209 014






KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AKADEMIK 2011

PENGAKAJIAN UMUM SISTEM UROLOGI


A.   PENGKAJIAN UROLOGI
Untuk dapat menegakkan kelainan-kelainan urologi, seorang perawat maupun dokter dituntut dapat melakukan pemeriksaan-pemeriksaan urologi dengan seksama dan secara sistematis mulai dari
Ø  Pemeriksaan subyektif yaitu mencermati keluhan yang disamakan, oleh pasien melalui anamnesis yang sistematik.
Ø  Pemeriksaan obyektif yaitu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien untuk mencari data-data obyektif mengenai keadaan pasien.
Ø  Pemeriksaan penunjang yaitu melakukan pemeriksaan Laboratorium Radiologi, Uroflometri dan Urodinamika, dan lain-lain.

Adapun beberapa tanda dan gejala gangguan /penyakit pada sistem perkemihan dapat dilihat dan dinyatakan langsung pada pasien meliputi :
a.    Frekwensi buang air kemih (Miksi)
Ø  Poliuri .(1200-1500 mL/24 jam)
-          Terjadi tingkat tekanan hidrostatik Vaskluler à GFR meningkat  à voleme urine meningkat  à poliuri.
-          Kemampuan ginjal untuk memekatkan kemih sudah mengalami kemunduran  à urine terbentuk kurang pekat rusaknya refron-nefron yang berfungsi à jumlah nefron yang berfungsi menjadi separuh dari jumlah sebelumnya à karena jumlah nefron yang tersisa harus melakukan filtrasi dan mengekkresikan lebih banyak zat-zat osmotik aktif  à volume urine meningkat menuju di uresis osmotik menjadi poliun.
Ø  Oliguri (100-600 ml/24 jam)
-          Jumlah nefron yang berfungsi berkurang akibat proses penyak menjadi sebagian besar nefron rusak menjadi volume urine akan meningkat  Poliuri.
-          Pada gagal ginjal akut menjadi GGN perfusi ginjal menjadi GFR menjadi volume urine menurun menjadi oliguni
Ø  Inkontinentia urine
-          Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter internus dihantarkan melalui serabutan saraf simpatis menjadi kontraksi spinter  eksternus bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi menjadi kontrol volunter ini hanya mungkin bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra, medulla spins dan otak masih utuh menjadi bila ada kerusakan pada saraf-saraf tersebut menjadi kelemahan spinter eksternal menjadi inkontensif urine.
-          Urine keluar secara menetes
Ø Urine keluar secara menetes atau tidak menetes
Obstruksi àserat eferan dan eferan rusak à vesiku akan lembek (flasid) dan lebar untuk beberapa saat à namun otot vesika yang mengalami desentralisasi ini berangsur-angsur kembali aktif à visika yang terisi dan timbul banyak gelombang kontraksi yang akan mendorong à urine keluar secara bertetes melalui uretra.
Ø  Nuktoria
-          Ruspens terhadap kegelisahan atau minum cairan yang berlebihan terutama teh, kopi atau bir yang diminum sebelum tidur.
-          Hilangnya pola pemekatan kemih yang urnal normal sampai tingkatan tertentu dimakan hari à Urine yang terbentuk kurang pekat akibat rusaknya nefron à sisa nefron yang masih utuh mengalami hipertrofi dalam melaksanakan seluruh beban kerja ginjal à beban solut bagi setiap nefron semakin tinggi à divresis asmotik (peningkatan aliran kemih) à Noktuna.
Ø  Keraguan I kesukaran saat miksi
Obstruksi à peradangan pada vesika urinaria yang epitalium à lapisan luar yang meradang tertekan à timbul rasa nyeri pada daerah sebelah pubis atau perineal à sukar saat mulai miksi.

b.    Kelainan Miksi
1.    Disuria yaitu adanya rasa sakit sewaktu miksi
Obstruksi à peradangan pada vesika urinaria yang epitalium à lapisan luar yang meradag tertekanà timbul rasa nyeri pada daerah sebelah pubis atau perineal à sakit sewaktu miksi (disuria)
2.    Mematuria yaitu adanya darah yang keluar bercampur dengan urine Obstruksi  à Peradangan à merusak endotel dan membran balasis glonerulus à timbul proliferasi sel endotel yang diikuti sel-sel mesangiun dan selanjutnya sel-sel à epitel  semakin meningkatnya kebocoran kapiler glomerulus à protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam kemih yang sedang dibentuk oleh ginjal à hematuria
3.    Pivri yaitu adanya nanah dalam urine, keadaan ini dekahui melalui pemeriksaan mikroskopi.
Adanya penyebaran kuman mikrobakterium tuberculusis hematogen àdimulai pada glomerulus membentuk granuloma multifet atau masa jaringan infeksi kronis disertai masa pertumbuhan pribroblas (sel muda jaringan ikat dan kapiler) à jasad renik diangkut melalui tubulus ke arah renis à menyebabkan ulgirase (proses pementukan tukak)      menimbulkan obstruksi dan infeksi terus à ke ureter maupun kandung kemih      urine keluar bersama nanah
4.    Lithuri yaitu urine keluar bersama batu kecil sewaktu miksi faktor lingkungan dan sumber air minum à di dalam air seni tedapat pembuluh batu yaitu urine acid dan oxalat  à kelarutan bahan-bahan tersebut di dalam saluran urin bergantung pit urin.  Dalam urin terdapat juga bahan collard àkristalisasi berlangsung terus  à mengendap pada organ saluran kemih à  batu saluran kemih  à urin keluar bersama batu kecil sewaktu miksi.

B.   PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan atau penyakit urogenital meliputi :
1.    Biodata pasien
§  Nama                   :
§  Umur                    :
-          35-40 tahun ukuran ginjal yang tadiya maksimal sudah mulai meurun mengakibatkan ukuran ginjal menjadi lebih kecil
-          50 tahun : Fungsi dan korteks sudah menurun dimana pembentukan kemih dimulai dari dalam korteks
-          Dewasa 60 tahun : Glomerulus berkurang fungsinya.
§  Jenis kelamin
-          Pria : biasanya ditemukan obstruksi di bawah kandung kemih yang disebabkan jaringan perut ginjal atau fretra, batu, neoplasma, hipertrofiprostat, kelainan kogenital pada leher kandung kemih dan fretra dan penyempitan uretra
-          Wanita : anak wanita, wanita dewasa mempunyai insiden infeksi saluran kemih dan tielonefritis yang lebih tinggi dibanding pria à bentuk uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan anus sehingga terkontaminasi oleh peases.

§  Alamat
Lingkungan tempat tinggal seseorang sangat mendukung pada seseorang yang gangguan atau penyakit orogenital terutama faktor lingkungan dan sumber air minum yang airnya banyak mengandung zat kapur yang mengarah ke pembentukan kapur.

2.    Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan atau gangguan yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang dirasakan saat ini. Bagaimana frekuensi miksinya apakah terdapat (poliun, oligun, nokturi, urine keluar secara menetes atau impotinentia urin), kelainan sewaktu miksi (disuria, hematuria, piuri, liphuri), rasa nyeri (lokasi, intensitas, kualitas kapan timbulnya).

3.    Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit atau gangguan urologi seperti yang dialami oleh pasien sekarang atau penyakit keturunan yang lain seperti : DM, hipertensi penyakit jantung.
§  DM terjadi gangguan metabolisme sehingga mempengaruhi urologi, di mana urologi sangat berperan penting terutama dalam pengaturan keseimbangan cairan dalam proses metabolisme terutama ginjal, terutama pada penyakit pielonefritis.
§  Hipertensi à pengaruh pada urologi karena pada daerah distal urologi ada renin yang berfungsi mengatur tekanan darah yaitu apabila terjadi kegagalan pengaturan cairan elektrolit maka renin ini akan berpengaruh meningkatkan akan menurunkan tekanan darah terutama pada penyakit glomerutusnefrotis, nefrotis syndrom.
A.   Data Fisik
Riwayat pasien :
Keluhan utama :
Ø  Nyeri : (Lokasi, sifat dan penjalaran)
Sifat nyeri dapat dibagi dalam nyeri organ yang dites dan nyeri kolik
§  Nyeri organ yang dites akibat dari pembengkakan alat karena oeden meradang, tumor atau aliran yang terhambat nyeri dirasakan sebagai tekanan atau desakan. Nyeri organ lazimnya merupakan rasa nyeri yang dirasakan di tempat organ yang sakit. Misalnya rasa nyeri karena penyakit ginjal dirasakan seperti rasa nyeri konstan samar-samar di daerah kostavertebral tepat di bawah iga ke 12, kadang-kadang rasa nyeri yang menjalar biasanya pada penyakit batu ginjal
§  Nyeri kolik disebabkan oleh spasme dan otot-otot polos pada pielum dan ureter. Rasa nyeri ini sangat hebat dan dalam serangan hebat dan bersamaan dengan gelisah, mual serta muntah-muntah. Biasanya pada penyakit piolonefritis akut.
Lokasi dan Penjalaran Nyeri
§  Nyeri kejang hebat pada pinggang kanan dan menjalar ke perut bagian bawah dan kadang-kadang sampai pada bagian dalam tungkai atas. Mungkin saja menderita obstruksi pada pielum atau ureter. Biasanya ditemukan batu biasa juga ditemukan pada penyakit BPH.
§  Nyeri di atas simpisis dapat merupakan akibat kandung kemih yang terlalu tegang karena retensi urin akut.
§  Nyeri di daerah kandung kemih dapat disebabkan oleh adanya batu ureter di sebalah bawah. Pada wanita, batu semacam itu menimbulkan rasa nyeri yang menjalar sampai dalam vulva
§  Radang kandung kemih nyeri tidak dirasakan di daerah kandung kemih tetapi dirasakan di daerah fretra terutama sewaktu miksi.
Ø  Hematuria (jika di dalam urin terdapat darah)
Kita kenal adanya hematuria awal, terminal dan total.
§  Hematuria awal keluarnya darah terjadi pada awal miksi sebabnya terletak pada uretra.
§  Hematuria terminal kehilangan darah terjadi pada akhir masa sebabnya terletak pada leher kandung kemih
§  Hematuria total maka semua urin mengandung darah di sebabnya terletak pada kandung kemih dan saluran kemi bagian atas.
Hematuria dapat terjadi pada penyakit organ yang letaknya berdekatan dengan saluran kemih : apendisitis dan bisa trauma sistim urologi.
Urin yang berwarna merah dapat disebabkan oleh obat-obatan fenazo.
Peridin pada pasien yang mengalami hematuria yang perlu dikaji adalah sifat hematuria yaitu apakah makro hematuria atau mikro hematuria dan permasalahan tentang penggunaan obat yang menyebabkan warna urin seperti bercampur dengan darah.

Ø  Keluhan miksi
§  Miksi yang dirasakan nyeri terdapat pada radang kandung kemih, prostat atau uretra juga ditemukan pada stenosis meatus yang berat ini disebut disuria.
§  Sering miksi ditemukan pada radang kandung kemih, prostat atau uretra. Selanjutnya pada kemunduran kapasitas kandung kemih seperti kandung kemih mengerut dan penderita tidak dapat mengosongkan semua isi kandung kemih akibat obstruksi infra vesikal yang mengakibatkan kandung kemih meluap. Sehingga miksi dapat juga kalau produksi urin yang berlebihan seperti pada DM atau gangguan pada daya pemekatan Vrina oleh ginjal karena kerusakan tubulus
§  Inkontinensia berarti pengeluaran urin berulang tanpa kesadaran kalau adanya gangguan mekanisme penutupan kandung kemih, muara ureter atau sebuah fistel antara urter dan kandung kemih atau vagina

Tanda dan gejala yang menyertai
§  Demam, menggigil
Endotoksin
Peradangan
Rangsangan pirogenik lain


 


Monosik, makrofag


 


Daerah praoptik
Hipotalamus


 


Peningkatan titik
Penyetelan suhu


 


       Demam

§  Perubahan kulit (contoh kering dan bersisik) akibat penimbunan pigmen kemih (terutama urokrom).
§  Anerexia, mual, muntah dan diare.
Peradangan atau infeksi jaringan àdapat terbentuk tukak pada mukosa lambung dan usus besar dan kecil àmenyebabkan perdarahan yang cukup berat à akibat dari perdarahan saluran cerna ini sangat serius kalau menurun tekanan darah akan semakin menurunkan  àsedangkan tanda panah yang dicerna menyebabkan peningkatan yang tajam (ada panahnya) diare dapat menimbulkan dehidrasi yang serius.
Hasil metabolisme protein menumpukkan di daerah dan menumpukkan zat-zat tuksis lainnya seperti asam-asan organic atau fenol (ada fanahnya) Anorexia. Mual muntah.

A.   Pemeriksaan Fisik
1.    Tanda-Tanda Vital :
§  Tekanan darah : meningkat.


 













§  Respirasi : Kusmaul
Edema Parut (ada panahnya) kebihan beban cair akibat retensi natrium dan air atau gagal vertikal kiri.
§  Suhu : Meningkat
Proses Infeksi
§  Nadi: meningkat.

2.    Pengkajian Fisik
Pengkajian
Hasil pada orang dewasa
Keterangan
Infeksi
Kulit berwarna coklat atau merah muda keputihan (tergantung pada suhu), tekstur kulit halus.
Perhatikan warna kulit pucat atau kelabu kekuningan. perhatikan kulit kering bersisik rambut kering rapuh. dan bekuan Uremik yang mengindikasikan penyakit ginjal.
Evaluasi abdumun bagian atas dan panggul, perhatikan pada simentri, garis bentuk, massa dan pembesaran.
Abdomen adalah simentri dengan variasi bentuk abdomen.
Pembesaran abdomen harus dibedakan dari obesitas. Pada obesitas, abdomen secara keseluruhan mengubur umbilitas dalam lipatan dan pasien menolak penyetatan.
Palpasi


Palpasi ginjal dengan meninggikan panggul dengan satu tangan dan pal pasi dalam diatas dinding abdomen.
Ginjal kiri tidak teraba, kutub bagian bawah dan ginjal kadang-kadang teraba.
Pembesaran ginjal dapat mengindikasikan suatu tumor, Hidronefrosis atau penyakit ginjal polikistik.
Palpasi kandung kemih
Kandung kemih tidak teraba
Kandung kemih berisi lebih dan 150 ml urine akan dapat teraba.
Perkusi


Gunakan perkusi kepalan tangan diatas sudut konstovertebral untuk mengevaluasi nyeri tekan ginjal.
Seharusnya tidak menghasilkan nyeri tekan
Nyeri tekan di duga Infkamas akut
Auskultasi


Gunakan bel stetoskop, auskultasi adanya desiran”.
Bunyi vaskuler tidak terdengar
Desiran terdengar hanya di atas umbilikus dan kekiri untuk menduga stenosis arteri ginjal.
B.     Data Psikologi
Bagaimana hubungan pemahaman pasien terhadap penyakit yang diderita yang mengakibatkan perubahan terjadinya gangguan konsep diri yang termasuk.
Ø  Body image yaitu pasien meras dengan keadaan penyakit misalnya dengan pemasangan kateler privesi klien.
Ø  Ideal diri adalah merasa tidak mampu melaksanakan atau berperilaku sesuai dengan standar atau keinginan karena pengaruh status penyakit yang di deritanya.
Ø  Harga diri yaitu pasien dengan ganguan urologi merasa harga dirinya rendah karena tidak dapat berperilaku sesuai dengan ideal diri.
Ø  Identitas diri yaitu pasien dengan gangguan urologi memandang diri sendiri beda dengan orang lain dan merasa percaya diri kurang karena menganggap peran serta citra dirinya rendah.
Ø  Peran diri yaitu pasien tidak mampu melaksanakan peran sesuai dengan fungsinya mis peran sebagai seorang istri, ayah dsb.

C.   Data Sosial Spritual
Meliputi hubungan pasien dengan orang lain dan kepercayaan yang dianut.

D.   Data Penunjang
§  Pemeriksaan Laboratorium :
-          Matrokopik dengan menilai warna bau dan Bj Urine.
-          Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/ PH, protein dengan gula dalam urin.
§  Pemeriksaan Radiologi meliputi :
-          Foto polos abdomen
-          IVP (Pielografi infra Vera)
-          Sistografi
-          Uretrografi dan lain-lainnya.

PENUTUP


A.   KESIMPULAN
Dari pengkajian sistem urologi penulis dapat menarik kesimpulan dengan beberapa hal sebagai berikut :
1.    Untuk menegakkan kelainan-kelainan urologi, perawat maupun dokter untuk dapat melakukan pemeriksaan dasar-dasar urologi melalui pemeriksaan LAB, Radiologi dan lain-lainnya.
2.    Masalah sistem perkemihan ditandai oleh gejala yang dapat dilihat dinyatakan oleh pasien seperti frekuensi miksi (poliori, pligori, inkontlinentia, urin, keluar secara menetes Nukturia), kelainanan miksi (Disuana, Hematuna, Pluria, Likthuri).
3.    Masalah perawatan utama yang muncul pada gangguan sistem urologi adalah terjadinya nyeri yaitu bagaimana sifat-sifat lokasi penyebaran nyeri.
4.    Gangguan sistem urologi dapat disembuhkan dengan penganan dan perawatan yang optimal.

B.   SARAN
Dalam menghadapi pasien dengan gangguan sistem urologi ada beberapa hal penulis sampaikan yaitu :
1.    Perlunya kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat agar seluruh lapisan masyarakat agar kiranya lebih waspada terhadap tanda-tanda gejala dini dan gangguan sistem urologi.
2.    Agar dalam pelayanan khususnya keperawatan benar-benar memperhatikan secara menyeluruh biopsikososial spritual pasien dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA


1.    Pengkajian Keperawan Kritis Edisi II, Mary Mayers-Marquartdt EGC Jakarta 1997
2.    Pemeriksaan Kilnis, Nicholas J. Tafley dan Simon Gconne, Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1994
3.    Keperawatan Medikal Bedah, Dr. Sapto harnowo dkk
4.    Dasar-dasar UroIogi, Basuki B Purnomo
5.    Diktat Mata Kuliah TP Mahasiswa Prody Keperawatan Bima Semester VI